Creepypasta Jepang - Tangga Kayu

Tangga Kayu
scary stairs, creepy wooden stairs, creepypasta indonesia, kumpulan creepypasta

Kisah ini sudah menjadi urban legend di Jepang. Cerita tentang sebuah kamar apartemen kecil yang selalu ditinggalkan oleh siapa pun yang tinggal di sana, dalam waktu kurang dari 7 hari.

Terdapat sebuah bangunan apartemen tua 7 lantai. Untuk sebuah apartemen, bangunan apartemen ini termasuk kecil dan tidak memiliki lift untuk naik turun dari setiap lantainya. Hanya terdapat tangga kayu dengan 7 pijakan di masing-masing lantai.

Pada lantai satu bangunan ini, terdapat sebuah ruang apartemen yang letaknya berhadapan langsung dengan tangga kayu, yang digunakan untuk naik ke lantai dua. Pemilik apartemen ini sangat kesulitan untuk mencari penghuni yang akan tinggal di ruangan tersebut. Walaupun, penghuni baru mengisi ruangan itu, pasti mereka akan pergi dalam waktu yang tidak lama. Pemilik apartemen berharap setiap penghuni baru yang datang dapat tinggal di ruangan itu lebih lama, namun dalam waktu kurang dari seminggu, setiap penghuni baru yang datang selalu memutuskan untuk pergi meninggalkan ruang apartemen yang letaknya tepat di depan tangga kayu itu.

Suatu hari, seorang pemuda datang untuk mencari sebuah ruang apartemen kosong. Pemuda ini adalah seorang mahasiswa yang tidak memiliki banyak uang. Dia datang ke apartemen ini karena mendengar info dari temannya. Temannya berkata, kalau biaya sewa di apartemen tua ini termasuk murah.

Setelah datang dan menemui si pemilik apartemen, pemuda ini mulai bertanya tentang harga sewa ruang apartemen kosong yang tersedia di sana. Karena pemuda ini menanyakan ruangan dengan biaya sewa yang murah, maka si pemilik apartemen menawarkan ruang apartemen di lantai satu yang letaknya tepat berada di depan tangga. Si pemilik apartemen menawarkan biaya sewa murah untuk ruangan itu. Lebih murah daripada ruangan lainnya. Melihat dari kondisi ekonominya, si pemuda menyetujui untuk tinggal di sana untuk beberapa lama.

   *   *   *

Pemuda ini mulai tinggal di sana pada hari Senin. Saat hari pertama si pemuda tinggal di ruangan itu, dia terbangun pada tengah malam karena mendengar suara yang aneh. Tengah malam itu, terdengar suara seperti suara anak kecil yang menggema dari arah tangga kayu di depan ruang apartemennya.

"Aku sudah menginjak anak tangga pertama tangga kayu ini..." tutur suara tersebut, dengan sedikit nyayian kecil, sama seperti yang dilakukan oleh anak-anak.

"Anak macam apa yang melakukan itu di malam-malam begini? Kenapa juga dia belum tidur?" kata pemuda itu bicara sendiri. Tapi, kerena sangat mengantuk akhirnya si pemuda itu kembali tidur dan tidak menghiraukan suara yang dia dengar.

Di malam berikutnya pun, dia kembali terbangun karena suara yang sama, saat tengah malam.

"Aku sudah sampai di anak tangga kedua tangga kayu ini..."

Pada hari ketiga tepatnya pada Rabu malam, suara itu mulai memekik.

"Aakuu suudaah saampai dii aanak taanggaa keetiigaa taangga kaayu inii..."

Seketika pemuda itu melompat turun dari ranjangnya dan berlari ke arah pintu depan. Dia langsung membuka pintu keras-keras untuk memeriksa suara siapa itu sebenarnya. Namun yang dia lihat  di depan apartemennya hanyalah tangga kayu kosong. Tidak ada siapapun di tangga itu.

Bermacam-macam hal mulai bermunculan di benaknya. "Mungkinkah tangga kayu itu berhantu?!"

Suara itu masih terus terdengar saat tengah malam sampai hari keempat, kelima, dan keenam. Semakin lama suara itu berubah menjadi semakin menyeramkan.

Pemuda ini merasa suara menyeramkan itu kian mendekat setiap malamnya. Seolah ada sesuatu yang turun dari lantai 2 dengan cara menginjak satu per satu anak tangga kayu itu setiap tengah malam.

Pada hari ketujuh, tepatnya pada Minggu malam, tubuh pemuda ini mulai gemetar karena rasa takut. Dia mulai berfikir untuk meninggalkan apartemen yang dia huni saat itu. Tapi untuk beberapa alasan, akhirnya dia memutuskan untuk bertahan di sana dan melawan rasa takutnya.

Saat tengah malam, tepat pada malam itu juga, pemuda ini kembali terbangun dari tidurnya. Dia mendengar suara sesuatu sedang mencakar-cakar pintu depan.

Suara itu terdengar kembali, namun suaranya saat ini sudah sangat berbeda dari suara yang pertama kali dia dengar. Nada suaranya menjadi sangat tinggi sampai-sampai memekikan telinga. Tidak hanya itu, suaranya juga terdengar seperti binatang buas, dan berasal tepat dari depan pintu.

"Aakuu suudaah saampai dii aanak taanggaa teerakkhiir taangga kaayu inii..."

Apapun itu, sepertinya dia sudah berada tepat di depan pintu sambil mencakar-cakar. Si pemuda mulai panik. Dia sangat amat takut, dan gelisah. Sambil menggigil, yang bisa dia lakukan hanya mondar-mandir di ruangannya sambil menatap ke pintu depan. Suara cakaran tersebut menjadi semakin keras dan semakin cepat. Kemudian seketika, suara cakaran menghilang.

  *   *   *

Pemuda ini menghela nafas lega. Namun dengan cepat, wajah pemuda ini memucat dan bulu kuduknya berdiri setinggi-tingginya saat pintu depan yang dalam keadaan terkunci, mulai terbuka sedikit demi sedikit.

  *   *   *

Besok paginya, pemilik apartemen datang untuk menagih kekurangan uang sewa yang belum dibayar. Dia mulai mengetuk pintu depan, namun tidak ada jawaban sama sekali. Sudah cukup lama dia mengetuk pintu tanpa ada jawaban, si pemilik apartemen mulai khawatir terjadi jadi sesuatu pada mahasiswa muda yang baru saja tinggal di sana. Kemudian, pemilik apartemen memutuskan untuk menggunakan kunci cadangannya.

Saat memeriksa ke dalam, si pemilik apartemen sangat terkejut dengan apa yang dia lihat. Dia menemukan si penghuni baru apartemennya terbujur kaku di pojok ruangan. Wajahnya sangat pucat, matanya terbelalak, dan mulutnya terbuka lebar. Terlihat seperti ekspresi seseorang saat mengalami rasa takut yang sangat luar biasa.

Tidak lama setelah melapor, polisi datang dan memeriksa mayat pemuda di ruangan itu. Tapi, para polisi tidak bisa menemukan penyebab kematiannya. Pemuda itu sepertinya mati akibat rasa takut yang amat sangat.

  *   *   *

Apartemen itu masih kosong hingga saat ini, menunggu calon penghuni baru yang akan datang. Setahun berlalu. Ada beberapa orang yang pernah menempati ruangan itu, namun semuanya pergi dalam waktu kurang dari seminggu. Saat mereka sadar bahwa suara mengerikan itu mendekat setiap malamnya. Mereka semua langsung memutuskan untuk pergi meninggalkan apartemen itu. Tidak ada yang mau mengambil resiko dan menunggu sampai suara itu muncul tepat di balik pintu depan..


source: urbanlejen.wordpress.com
improved & edited by Akira Asayami
  

Komentar

Postingan Populer