3 Aturan Sebelum Membuat Video Slow Motion Yang Baik & Halus

slowmo, slow-mo, laggy, patah-patah, lag, cara, software android, adobe premiere, fluid, lancar
img source: waterfordwhispersnews.com
Bagaimana cara membuat video slow motion yang baik dan halus? Mungkin kamu pernah mengedit video yang kamu rekam, untuk mendapatkan efek slow motion. Namun, beberapa hasilnya tidak cukup memuaskan karena video terlihat patah-patah. Penerapan efek slow motion instant yang disediakan oleh berbagai app atau software yang ada, juga kadang memberi hasil yang mengecewakan. Sebenarnya terdapat 3 hal terpenting yang harus kamu perhatikan sebelum membuat video slow motion. Lengkapnya, sebagai berikut :



1. FPS Yang Mumpuni
Kunci terpenting untuk mendapatkan efek slow motion yang baik dan halus (fluid) adalah fps. Cara kerja efek slow motion pada video adalah dengan merenggangkan jarak antar frame yang ada, sehingga durasi yang diperlukan untuk menampilkan frame per frame akan semakin melambat. Dengan itu harus diketahui, jika video footage (video bahan) yang kita punya hanya memiliki fps yang rendah, maka efek slow motion akan memenghasilkan hasil yang tidak memuaskan pada video, karena jumlah frame yang sedikit tetap dipaksa untuk merenggang. Akhirnya, jarak antar frame akan cukup jauh, dan didapatilah video yang patah-patah, yang biasa disebut juga laggy.

Jadi, untuk mendapatkan efek slow motion yang halus pada video, kita harus memiliki video footage (video bahan) yang memiliki fps tinggi. Semua tergantung juga dari seberapa kuat efek slow motion yang kita mau. Semakin kuat efek slow motion-nya maka akan semakin tinggi juga fps yang kita perlukan. Perhitungannya adalah sebagai berikut.

Footage FPS
Slow Motion Strength
24 /30 fps
Don’t slow
60 fps
Slow to 50%
120 fps
Slow to 20%

Dengan demikian, kita masih mendapatkan sekitar 30 fps setelah slow motion diterapkan, yang fps ini masih terlihat cukup halus di mata manusia. Jika video masih mencapai standar 60 fps setelah slow motion diterapkan, maka video yang dihasilkan akan sangat-sangat fluid (halus).


2. Gunakan Fitur High Frame Rate Pada Kamera
Dalam membuat atau merekam video footage (bahan) untuk diedit, maka gunakanlah fitur high frame rate pada kamera. Fitur ini akan sangat berguna untuk merekam video ber-fps tinggi, dengan menggunakan segala pengaturan yang otomatis. Contohnya saja pada ISO, shutter speed, f-stop, dan lain sebagainya. Kamu tidak butuh lagi merubah pengaturan secara manual untuk mendapatkan video ber-fps tinggi yang baik dan mudah untuk melalui proses editing nantinya.


3. Dalam Merekam, Shutter Speed Minimal 2X dari FPS
Jika kamu tidak memiliki fitur high frame rate pada kamera yang kamu gunakan, kamu masih bisa merekam secara manual pada 60 fps atau 120 fps, dengan syarat shutter speed harus 2X dari frame rate. Hal ini merupakan syarat yang ditetapkan oleh beberapa expert, agar video yang dihasilkan tetap halus dengan frame rate-nya, dan terhindar dari video yang laggy atau jittery. Jika hasil rekaman video dan fps-nya sudah baik, maka efek slow motion yang akan diterapkan juga akan menghasilkan video yang baik dan terhindar dari patah-patah (laggy).


Kesimpulan
Yap, fps. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, kunci utama dari slow motion yang baik dan halus adalah fps yang mumpuni dari video footage (video bahan) yang digunakan. Diluar itu, sebenarnya kita masih dapat memanfaatkan beberapa software yang memiliki fitur powerful, seperti Adobe Premiere Pro, untuk mendapatkan efek slow motion pada video dengan fps yang masih terbilang rendah sekalipun. Namun tetap saja, video footage (video bahan) dengan fps yang tinggi akan lebih mempermudah proses editing, karena kamu tidak perlu lagi menerapkan berbagai efek khusus yang perlukan untuk mendapatkan hasil slow motion yang halus. Sebagai penutup, baca juga artikel menarik lainnya di weakwings.blogspot.com ya.. sankyu..

author: Akira Asayami
 

Komentar

Postingan Populer